MASALAH-MASALAH GLOBAL DALAM PEMBELAJARAN IPS SD
MAKALAH
Disusun sebagai
Salah Satu Syarat untuk Nilai Tugas Mata Kuliah Persepektif Global

Oleh :
Citra
Halimah (1101045383)
Dewi
Safitri (1101045069)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulillah
bisa diselesaikan dengan tepat pada waktunya, makalah ini berjudul
“Masalah-masalah Global dalam Pembelajaran IPS SD”.
Makalah ini berisikan
tentang permasalahan global yang ada didalam pemberlajaran IPS di SD.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Jakarta, November 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................ i
Daftar Isi ........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................
A.
Latar Belakang ......................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah
.................................................................................... 2
C.
Tujuan
Perumusan Masalah ................................................................... 3
BAB II Masalah-masalah Global dalam Pembelajaran IPS SD..............
A.
Penduduk
dan Keluarga
Berencana........................................................ 4
B.
Pembangunan............................................................................................ 5
C.
Hak
Asasi
Manusia ................................................................................... 5
D.
Migrasi........................................................................................................ 6
E.
Kepemilikan
Bersama
Global................................................................... 7
F.
Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam.......................................... 7
G.
Kelaparan
dan Bahan
Pangan................................................................. 8
H.
Perdamaian
dan Keamanan..................................................................... 9
I.
Prasangka dan Diskriminasi..................................................................... 9
BAB III PENUTUP ...................................................................................
Kesimpulan .............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan yang sangat cepat yang dialami masyarakat seiring dengan
berkembangnya jaman yang dibarengi bertambahnya tingkat pemahaman dan juga
pengetahuan manusia di bidang Sains dan Teknologi telah membawa banyak dampak
bagi kehidupan manusia secara umum baik positif maupun negatif. Untuk
mengiringi kemajuan yang berjalan sangat cepat samapai saat ini kita masih
menggantungkan harapan pada pendidikan untuk tetap mengawal dan menjaga
kehidupan sosial masyarakat yang terus berubah. Namun dunia pendidikan kita
yang masih belum bisa mengejar cepatnya arus perubahan itu perlu disesuaikan
dan jga dijaga sehingga tetap mampu menjawab tantangan dari perubahan dan
kemajuan yang terus terjadi.
Dalam bidang pendidikan, Pendidikan Ilmu Sosial juga tidak lepas dari tantangan
yang sangat keras yang berupa tuntutan akan adanya perbaikan kualitas
pendidikan dan juga tenaga kependidikan. Melihat kondisi yang dihadapi dan
memang harus dilewati tersebut maka sudah sepantasnya Pendidikan Ilmu Sosial
mulai membenahi diri baik dari bergeser dari tatanan epistomologi kea rah
pengembangan inovasi dan juga solusi bagi perkembangan pendidikan IPS ke
depannya. Dimana hal ini sangatlah sesuia dengan tujuam utama pendidikan
IPS yaitu mempersiapkan warga negara yang dapt membuat keputusan reflektif dan
berpartisipasi dengan sukses dalam kehidupan kewarganegaraandi lingkungan
masyarakat, bangsa, dan negara.
Dalam pembelajaran IPS, peserta didik diharapkan dapat memperoleh
pengetahuan, pengalaman-pengalaman dan menggunakan pengetahuan tersebut dalam
kehidupan demokratis, termasuk memperaktekkan berpikir dan pemecahan masalah
(Aziz, 2002).
Pembelajaran IPS di sekolah juga belum berupaya melaksanakan dan
membiasakan pengalaman nilai-nilai kehidupan demokratis, sosial kemasyarakatan
dengan melibatkan siswa dan komunitas sekolah dalam berbagai aktifitas kelas
dan sekolah. Selain itu dalam pembelajran IPS lebih menekankan pada aspek
pengetahuan, fakta dan konsep-konsep yang besifat hapalan belaka. Inilah yang
dituding sebagai kelemahan yang menyebabkan “kegagalan” pembelajaran IPS di
sekolah-sekolah di Indonesia.
Jika pembelajaran IPS selama ini tetap diteruskan, terutama hanya
menekankan pada informasi, fakta, dan hafalan, lebih mementingkan isi dari
proses, kurang diarahkan pada proses berfikir dan kurang diarahkan pada
pemeblajaran bermakna dan berfungsi bagi kehidupannya, maka pembelajaran IPS
tidak akan mampu membantu peserta didiknya untuk dapat hidup secara efektif dan
produktif dalam kehidupas masa yang akan datang. Oleh karena itu sudah semestinya
pembelajaran IPS masa kini dan ke depan mengikuti berbagai perkembangan yang
tejadi di dunia secara global.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa saja permasalahan yang berkaitang
dengan penduduk dan keluarga berencana.
2. Apa saja permasalahan
yang berkaitang dengan pembangunan.
3. Apa saja
permasalahan yang berkaitang dengan Hak Asasi Manusia (HAM)
4. Apa saja
permasalahan yang berkaitang dengan migrasi.
5. Apa saja
permasalahan yang berkaitang dengan kepemilikan bersama secara global.
6. Apa saja
permasalahan yang berkaitang dengan lingkungan hidup dan sumber daya alam.
7. Apa saja
permasalahan yang berkaitang dengan kelaparan dan bahan pangan.
8. Apa saja
permasalahan yang berkaitang dengan perdamaian dan keamanan.
9. Apa saja permasalahan yang berkaitang
dengan prasangka dan diskriminasi.
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk mengetahui permasalahan yang
berkaitang dengan penduduk dan keluarga berencana.
2. Untuk mengetahui permasalahan yang
berkaitang dengan pembangunan.
3. Untuk mengetahui permasalahan yang
berkaitang dengan Hak Asasi Manusia (HAM).
4. Untuk mengetahui permasalahan yang
berkaitang dengan migrasi
5. Untuk mengetahui permasalahan yang
berkaitang dengan kepemilikan bersama secara global.
6. Untuk mengetahui permasalahan yang
berkaitang dengan lingkungan hidup dan sumber daya alam
7. Untuk mengetahui permasalahan yang
berkaitang dengan kelaparan dan bahan pangan.
8. Untuk mengetahui permasalahan yang
berkaitang dengan perdamaian dan keamanan.
9. Untuk mengetahui permasalahan yang
berkaitang dengan prasangka dan diskriminasi.
BAB II
Masalah-masalah Global dalam Pembelajaran IPS SD
Berkenaan dengan masalah-masalah global, Merry M.Merryfield (1997: g)
antara lain mengemukakan penduduk dan keluarga berencana (population and family planning), pembangunan (development), hak asasi manusia (human
right), imigrasi (emigration,
immigration, refugees), kepemilikan bersama global (the global commons), kelaparan dan bahan pangan (hunger and food), perdamaian dan
keamanan (peace security), prasangka
diskriminasi (prejudice and
discrimination). Masalah-masalah tersebut langsung ataupun tidak langsung,
beberapa di antaranya telah kita bahas. Namun demikian, sambil jalan pada
diskusi ini, akan kita singgung lagi. Bobot dan lingkupnya tentu saja
disesuaikan dengan kemampuan kita , dan kemampuan peserta didik yang anda
hadapi.
A.
Penduduk dan
Keluarga Berencana
Masalah penduduk da pelaksanaan keluarga berencana sebagai upaya mengatasi
masalahnya, bukan lagi hanya dialami oleh kelompok masyarakat tertentu dan
negara-negara tertentu, melainkan terlah menjadi masalah yang dirasakan,
disadari serta dialami oleh negara-negara diseluruh dunia. Masalah penduduk
terletak pada tingkat kesejahteraan dan kemakmuran yang rendah sebagai akibat
adanya kesenjangan yang besar antara pertumbuyhan serta jumlah penduduk yang
terus meningkat dengan pertumbuhan segala kebutuhan yang terbatas. Sedangkan
upaya-upaya yang dilakukan untuk meyeimbangkan dan menaggulanginya termasuk
program keluarga berencana masih belum berhasil. Program dan bahkan gerakan
keluarga berencana sebagai usaha membatasi tingginya pertumbuhan penduduk masih
mengalami hambatan, baik psikologi, sosial, budaya, maupun ekonomi. Pelaksanaan
KB secara berlanjut dan bersinambungan, mendapat kendala dari berbagai pihak,
baik pihak penduduk sendiri maupun pihak lembaga yang mengelola dan
membiayainya. Belum lagi kita berbicara tentang kesempatan dan lapangan kerja,
kesediaan dan persediaan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, serta
layanan lain yang terkait dengan kebutuhan dan kesejahteraan penduduk. Cobalah
anda selaku guru IPS amati, hayati dan analisis kondisi kependudukan dalam
keluarga serta keadaan dimasyarakat sekitar anda sendiri. Kemudian lebih jauh
lagi, coba anda serap informasi dari berbagai media keadaan kependudukan
dinegara lain di dunia ini.
B.
Pembangunan
Sebagai suatu konsep, pembanguanan itu merupakan upaya berencana
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Namun dalam pelaksanaannya untuk
kebanyakan negara-negara yang miskin didunia, menjadi masalah. Masyarakat dan
negara-negara yang miskin yang seharusnya melakukan pembangunan untuk mengetaskan
diri dari kemiskinan, justru tidak mampu melaksanakannya. Pembangunan sebagai
rangkaian kegiatan perencanaan- pengkajian – uji kelayakan – pengelolaa –
pelaksanaan – evaluasi, memerlukan SDM yang handal, dana yang mendukung, dan
suasana yang kondusif. Untuk memenuhi tuntutan perangkat yang demikaian, bagi
kebanyakan negara-negara didunia, menjadi masalah, apalagi untuk
“pembangunannya sendiri”. Apabila tidak ada upaya tingkat global melalui
lembaga-lembaga dunia, bagi negara-bangsa miskin dan terbelakang, masalah
pembangunan ini menjadi “lingkaran setan”yang tidak akan berhenti. Dengan
demikian pembangunan yang seharusnya menjadi upaya pemecahan masalah, untuk
negara-negara terbelakang dan miskin, justru menjadi masalah. Dan hal ini, SDM
dengan kualitas kemampuannya, menjadi kunci utama.
C.
Hak Asasi
Manusia (HAM)
HAM merupakan hal yang melekat pada setiap diri manusia, baik sebagai
individu, anggota masyarakat, maupun sebagi warga negara-negara dan warga
dunia. Mengenai HAM ini telah kita diskusikan pada modul nomer 4yang lalu.
Namun disini kita perlu mempertanyakan kembali, mengapa HAM yang melekat pada
diri tiap orang itu menjadi maasalah, bahakan menjadi masalah global?
Persoalannya terletak pada pelanggaran yang terjadi dan dialami oleh
orang-orang tertentu baik sebagai individu maupun sebagai kelompok oleh
pihak-pihak tertentu yang memiliki kekuasaan atau yang berkuasa. Pelanggran ini
telah terjadi secara lokal di kawasan-kawasan tertentu, di negara-negara
tertentu, bahkan juga tingkat dunia. Cobalah anda amat, dengarkan dan
perhatikan disekeliling kita semua, bahkan mungkin dialami oleh kita sendiri.
Oleh karena itu, kita masing-masing harus menyadari hak dan kewajiban, dan
memahami serta menghormati hak dan kewajiban orang lain. Lebih jauh lagi kita
harus berupaya memberikan pengertian dan kesadaran kepada peserta didik atas
hak dan kewajiabannya. Proses yang demikian itu juga ditunjukkan kepada
masyarakat awam yang biasanya menyadari kewajibannya, seshingga mereka menjadi
sasaran pihak-pihak yang berupaya memanfaatkan. Upaya penegakkan HAM ini harus
dilakukan oleh tiap warga untuk menjegah dan memecahkan masalah atas
pelanggarannya.
D.
Migrasi
Migrasi sebagai suatu gerak pindah
penduduk yang menjadi masalah global, paling tidak, meliputi emigrasi
(perpindahan penduduk menuju negara lain yang akan menetap di negara baru
tersebut), imigrasi (perpindahan penduduk dari suatu negara ke dalam negeri
tertentu yang diperkirakan akan menetap
di negeri terakhir), dan pengungsian (perpindahan negara lain karena faktor
tertentu yang mendesak). Orang-orang
yang berpindah akan membawa masalah ekonomi (lapangan kerja, kekurangan bahan
pangan), masalah politik (perang saudara, perbedaan ideologi. Bagi kawasan atau
negara yang didatangi akan menjadi masalah karena berkaitan dengan pemenuhan
segala kebutuhan para pendatang, mulai dari tempat tinggal, pekerjaan, bahan
pangan dan sebagainya. Belum lagi dari keyakinan politik yang dianut,
kriminalitas, dan kemungkinan wabah penyakit yang mereka bawa. Masalah tersebut
berdampak luas dalam berbagai aspek kehidupan diantara dua belah pihak.
E.
Kepemilikan Bersama Secara Global
Tiap kawasan dengan kawasan lain
terdapat apa yang ditetapkan sebagai batas wilayah (darat, perairan, udara).
Namun dalam konteks dunia global, khususnya yang berkenaan dengan samudra dan
udara terbuka merupakan milik seluruh umat manusia yang dapat dimanfaatkan oleh
siapa saja. Kenyataannya samudra dan udara terbuka itu menjadi sengketa yang dapat
menimbulkan masalah besar. Oleh karena itu, hal yang sesungguhnya menjadi milik
bersama umat manusia, yang tidak dapat diklaim oleh pihak manapun dan harus
diatur bersama secara global oleh hukum Internasional.
F.
Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam
Lingkungan hidup dengan sumber daya
alam merupakan dua hal atau dua pihak yang terkait satu sama lain, bahkan tidak
dapat dipisahkan satu dari yang lainnya. Lingkungan hidup bagi kita manusia
adalah “kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup
termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang memperngaruhi kelangsungan
perkehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya (UURI
No.4/1982:3). Lingkungan hidup itu meliputi hal-hal yang sangat luas
mencakup segala apa yang ada disekeliling kita manusia, bahkan termasuk manusia
yang ada diluar diri kita masing-masing. Oleh karena itu, lingkungan hidup ini
dapat dikelompokkan menjadi lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan
budaya dan lingkungan psikologi. Sumber daya menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982 adalah
“unsur lingkungan hidup yang terdiri
atas sumber daya manusia, sumber daya alami hayati, sumber saya alami non
hayati dan sumber daya buatan. Dengan demikian, sumber daya itu, tidak lain
adalah unsur lingkungan yang terdiri atas berbagai benda, baik hidup (manusia,
tumbuhan, hewan), dan yang tidak hidup (mineral, udara, gas, energi) yang
menjamin kehidupan umat manusia. Apabila kita tetapkan air terjun, hutan, udara
dan pesawat sebagai benda atau fenomena yang menjamin kehidupan kita manusia,
kita nyatakan pula sebagai “sumber daya”. Oleh karena itu, benda atau fenomena
yang sama, dapat kita sebut sebagai lingkungan dan dapat pula kita nyatakan
sebagai sumber daya tergantung dari sudut pandang yang kita tetapkan. Sebagai
akibat meningkatnya jumlah penduduk manusia dengan segala kebutuhannya,
lingkungan sebagai sumber daya, secara alamia tidak dapat lagi menjamin
kehidupan manusia. Tanpa penerapan dan pemanfaatan IPTEK dalam merekayasa
lingkungan sebagai sumber daya, kesejahteraan umat manusia tidak dapat dijamin.
Penerapan dan pemanfaatan IPTEK tersebut bermata atau dilematis. Ada pihak yang menyatakan bahwa IPTEK itu menjadi “tulang punggung kesejahteraan”.
Pemanfaatan IPTEK juga telah membawa dampak negatif atau laknat dalam bentuk
masalah lingkungan seperti pencemaran, banjir, tanah longsor, dan kenaikan suhu
global. Oleh karena itu, kita umat manusia harus penuh kewaspadaan dalam
menerapkan dan memanfaatkan IPTEK sesuaii dengan asas-asas keserasian,
keseimbangan dan kelestarian. Masalah lingkungan dan pengurasan sumber daya
alam, bukan lagi hanya merupakan masalah lokal, regional ataupun nasional,
melainkan telah meyakini sebagai masalah global yang telah menjadi perhatian kepeduliaan
masyarakat dunia.
G.
Kelaparan dan
Bahan Pangan
Kelaparan dan keterbatasan persediaan bahan pangan, merupakan masalah yang
tidak dapat dilepaskan dari kehidupan umat manusia, baik lokal dan regional
maupun global. Bertolak dari pertumbuhan penduduk dunia yang tidak akan
berhenti, meskipun di berbagai kawasan tingkat rata-ratanya sudah sangat
menurun, bahkan ada yang menerapkan konsep “pertumubuhan nol” (zero growth), namun kenyataannya
penduduk dunia itu jumlahnya terus meningkat. Menurut perhitungan dan proyeksi
Population Reference Bereau (World Population Data Sheet,1997), penduduk dunia
tahun 1997 jumlahnya 5,840 miliar, tahun 2010 sebanyak 6,894 miliar dan pada
tahun 2025 yang akan datang akan mencapai 8,036 miliar. Jumlah penduduk dunia
yang terus meningkat seperti itu, sudah pasti diikuti oleh pertumubuhan
kebutuhan hidupnya, paling tidak kebutuhan pangan. Oleh karena itu, peningkatan
produksi pangan, khususnya produksi pertanian bahan pangan, menjadi tuntutan.
Segala metode, pendekatan, teknik dan teknologi telah diterapkan pada bidang
pertanian dalam upaya meningkatkan produksi bahan pangan tadi, baik pada
tingkat lokal dan regional maupun pada tingkat dunia.
H.
Perdamaian dan
Keamanan
Perdamaian dan keamanan adalah dua aspek sosial-psikologis yang sangat
mendasar serta didambakan oleh setiap individu umat manusia. Namun demikian
sangat sulit terealisasikan secara wajar dalam kehidupan. Kita dapat menghayati
apa yang terungkap dalam pepatah “lain di bibir, lain di hati”, apa yang
menjadi perbincangan tentang “perdamaian” berbeda dengan kenyataan. Perlombaan
senjata dan mempersenjatai diri dengan dalih “senjata untuk perdamaian” yang
tidak hanya dilakukan oleh negara-negara adikuasa-melainkan juga oleh negara-negara
“kecil”, merupakan petunjuk bahwa perdamaian itu seperti “telur di ujung
tanduk”. Kita dapat menyimak dan mengamati “perlombaan senjata” antara Korea
Utara dan Korea Selatan , antara Israel dan negara-negara Arab, menunjukkan
kerawanan terhadap perdamaian yang sewaktu-waktu dapat meletus. Oleh karena
itu, keamanan dan perdamaian sukar terealisasikan, bahkan lebih merupakan “
kerawanan global” yang sewaktu-waktu dapat meletus yang tidak hanya dirasakan
oleh negara-negara yang bersangkutan, melainkan juga oleh seluruh dunia.
Kerawanan-kerawanan terhadap perdamaian dan keamanan, bermula dari pertentangan
etnis ke pertentangan rasial, pertentangan politik ke ekonomi, dari
ambisi-gengsi-arogansi elit yang berkuasa tingkat nasional ke tingkat regional
sampai ke tingkat global yang meresahkan perdamaian serta mengganggu keamanan
global.
I.
PRASANGKA DAN
DISKRIMINASI
Masalah
prasangka dan diskriminasi, meliputi aspek-aspek etnis (kesukuan), ras, kelas,
jenis kelamin (gender), agama, ekonomi dan politik. Kecemburuan sosial, ekonomi
dan politik, tidak hanya terjadi secara lokal di kawasan-kawasan yang terbatas,
melainkan terjadi secara global yang meresahkan umat manusia. Prasangka dan
diskriminasi yang mendorong negara-negara tertentu seperti Amerika Serikat,
Rusia, Prancis, Iran, India, Pakistan, Korea Selatan dan Utaramelengkapi diri
dengan senjata mutakhir sebagai pencerminan “sikap prasangka dan diskriminasi”,
dapat menjadi pemicu “perang modern” yang tidak mustahil dapat memusnahkan
sebagian umat manusia. Hal inilah yang wajib diwaspadai secara sungguh-sungguh
oleh seluruh umat manusia, terutama oleh kelompok-kelompok elit yang memegang
kebijakan di tingkat dunia. Secara mendasar tentu saja hal tersebut harus mulai
ditanamkan sejak dini di tingkat sekolah dasar. Anak-anak di tingkat SD inilah
yang akan menjadi SDM masa yang akan yang idealnya bersih dari sikap dan
tindakan prasangka serta diskriminasi. Itulah harapan kita bersama.
Antara satu negara dengan negara
lain, antara negara maju dengan negara berkembang pasti memiliki perbedaan
permasalahan. Kunci perbedaan itu terutama terletak pada kualitas SDM
menerapkan IPTEK dalam memanfaatkan SDA untuk kesejahteraan hidup
masing-masing. Kualitas SDM disini juga tercermin dari tingkat pendidikan yang
telah dicapai masyarakat, tingkat gizi, tingkat kesehatan, baik kesehatan
fisik-jasmaniah maupun kesehatan lingkungan hidup pada umumnya. Disini berlaku
konsep “sumber daya dibatasi secara budaya” (culturally defined resources), dengan pengertian bahwa
terealisasikannya potensi SDA menjadi kesejahteraan masyrakat dan negara sangat
dipengaruhi oleh kemampuan budaya manusia, mengolah sumber daya tadi.
Dari uraian singkat di atas dapat
tercermin bahwa perbedaan yang mendasar antara negara-negara maju yang juga
negara industri dengan negara-negara berkembang yang tingkat industrinya masih
terbatas terletak pada kualitas kemampuan SDM-nya dalam menguasai dan
memanfaatkan IPTEK.
Pendidikan yang meningkatkan
kualitas kemampuan SDM inilah yang mampu mempersempit jarak perbedaan antara
masyrakat negara-negara berkembang dengan masyarakat negara-negara maju yang
memperkecil kesenjangan kehidupan sosial-ekonomi diantara keduanya.
Perbedaan, termasuk perbedaan
kepentingan, merupakan hal yang wajar dan alamiah. Namun perbedaan yang
menimbulkan pertikaian dan konflik, harus kita cari jalan keluarnya. Upaya
mencari jalan keluar itu terutama didasari oleh “persamaan” kemanusiaan yang sangat
wajar. Oleh karena itu, ditinjau dari persamaan kemanusiaan tersebut, perbedaan
tadi bahkan harus menjadi landasan terjadinya kerja sama. Dengan anggapan dasar
bahwa tidak ada satu pihak pun (perorangan, keluarga, kelompok, masyrakat,
bangsa, negara) yang mampu memenuhi segala kebutuhan hidupnya sendiri,
bagaimanapun selalu memerlukan bantuan pihak lain.
Menciptakan masyrakat dunia yang
aman dan damai, tidak dapat berjalan tanpa kerja sama tadi. Negara industri
yang kaya, tidak dapat melangsungkan kehidupannya secara wajar tanpa kerja sama
ekonomi dengan negara lain, baik untuk memasarkan barang industrinya maupun
untuk mendapatkan bahan mentah dan bahan dasar demi kelangsungan industri
tersebut. Negara-negara agraris, tidak akan dapat melangsungkan kehidupannya
secara wajar tanpa kerja sama dengan negara-negara industri yang memasok
barang-barang industri dan membeli hasil pertanian dari negara agraris yang
bersangkutan.
Oleh karena itu, kerja sama
antarnegara dan antarwilayah, merupakan suatu proses kemanusiaan yang sangat
bermakna. Dalam kehidupan global dewasa ini, kerja sama yang saling
menguntungkan dalam bentuk “saling ketergantungan” (interdependensi) harus dibina secara berkesinambungan dalam upaya
menciptakan kehidupan masyarakat dunia yang aman, damai dan sejahtera.
Menyebarnya informasi dari waktu
ke waktu yang menembus batas-batas negara, benua, samudera dan udara,
mengakibatkan wawasan masyarakat terhadap peristiwa dunia makin terbuka.
Langsung tidak langsung suasana yang demikian berpengaruh terhadap pergeseran
nilai dan norma yang berlaku. Arus informasi yang mengglobal yang berdampak
pada pergeseran norma dan nilai, harus kita waspadai melalui penyaringan oleh
norma-nilai yang baik yang melekat dalam masyarakat Indonesia.
Dengan memahami perbedaan dan
persamaan kebudayaan tadi, akan menumbuhkan saling pengertian, sehingga
“tercipta” saling menghargai antarkebudayaan yang ada di permukaan bumi ini.
Dengan cara yang demikian itu, akan tumbuh kepercayaan dan keyakinan bahwa
“tidak ada suatu kebudayaan pun yang lebih rendah daripada kebudayaan lainnya
di dunia ini” ataupun sebaliknya “tidak ada suatu kebudayaan pun yang lebih
tinggi daripada kebudayaan lainnya”. Yang ada hanyalah perbedaan gradual antara
satu kebudayaan dengan kebudayaan lain, khususnya dalam penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Gagasan-gagasan baru tentang
hidup dan kehidupan global, harus berlandaskan nilai akhlak mulia yang menjadi
dasar kemanusiaan yang “sama di hadapan Tuhan Yang Maha Esa, yang dibedakan
oleh kadar iman dan takwa kepada-Nya. Hal inilah yang harus diangkat sebagai
nilai global dalam hidup dan kehidupan hari ini serta di hari-hari mendatang.
Hal mendasar inilah yang harus menjadi perhatian kita dalam membina dan
mengembangkan perspektif global pada diri masing-masing, terutama pada diri
anak didik yang menjadi tanggung jawab kita bersama.
BAB III
PENUTUP
Merry M.Merryfield (1997:
g) antara lain mengemukakan penduduk dan keluarga berencana (population and family planning),
pembangunan (development), hak asasi
manusia (human right), imigrasi (emigration, immigration, refugees),
kepemilikan bersama global (the global
commons), kelaparan dan bahan pangan (hunger
and food), perdamaian dan keamanan (peace
security), prasangka diskriminasi (prejudice
and discrimination).
DAFTAR PUSTAKA
Sumaatmadja, Nursid, dkk. 2012. Perspektif
Global. Jakarta:Universitas Terbuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar